Banyuwangi – Untuk menjaga ketersediaan air bagi sektor pertanian, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi intensif melakukan pemeliharaan aset irigasi. Pemeliharaan ini dilakukan secara rutin oleh Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) yang tersebar di 11 wilayah di seluruh Banyuwangi.
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, menyampaikan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pembersihan saluran irigasi dari rumput liar, pelumasan pintu air, serta perbaikan kerusakan minor pada infrastruktur irigasi.
“Kita tidak boleh menunggu sampai terjadi kerusakan besar. Pemeliharaan rutin ini adalah bagian dari langkah preventif agar distribusi air ke lahan pertanian tetap lancar, terutama di musim kemarau atau saat curah hujan rendah,” ungkap Guntur.
Sistem irigasi yang ada di Banyuwangi dioperasikan oleh 11 Korsda yang bertugas menjaga kelancaran aliran air. Setiap Korsda memiliki tanggung jawab atas wilayah tertentu dan bekerja sama dengan petani serta perangkat desa dalam melakukan pemeliharaan secara berkala.
Salah satu fokus utama dari pemeliharaan ini adalah membersihkan saluran dari rumput liar yang tumbuh di pinggir saluran irigasi.
“Rumput liar ini dapat menghambat aliran air jika dibiarkan. Maka dari itu, kami lakukan pembersihan rutin untuk menjaga kelancaran distribusi air,” tambah Guntur.
Selain itu, pemeliharaan pintu air juga menjadi prioritas utama. Pintu air yang berfungsi mengatur aliran ke sawah perlu dilumasi secara berkala untuk mencegah karat dan memastikan sistem tetap dapat dioperasikan dengan baik.
“Jika pintu air mengalami karat, maka bisa sulit dioperasikan. Hal ini bisa berdampak buruk pada distribusi air,” jelasnya.
Lebih lanjut, perbaikan minor seperti retakan kecil pada dinding saluran atau kerusakan pada fondasi saluran juga segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Guntur menegaskan bahwa perawatan infrastruktur irigasi ini sangat penting demi mendukung ketahanan pangan daerah.
“Kami berkomitmen memastikan petani tidak perlu khawatir soal ketersediaan air, terutama saat musim tanam. Dengan infrastruktur irigasi yang terawat baik, distribusi air akan lebih stabil,” ujarnya.
Dinas PU Pengairan juga menggandeng masyarakat, kelompok tani, dan perangkat desa untuk ikut terlibat dalam pemeliharaan ini. Menurut Guntur, partisipasi masyarakat sangat penting agar sistem irigasi bisa bertahan lama dan terus memberikan manfaat bagi sektor pertanian di Banyuwangi.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan keterlibatan masyarakat untuk menjaga infrastruktur ini tetap dalam kondisi baik,” tutupnya. (*)