BANYUWANGI - Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia (RI) Nomor 316 Tahun 1959, setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang juga bertepatan dengan kelahiran Ki Hajar Dewantara atau biasa dikenal Bapak Pendidikan Nasional.
Hardiknas dibentuk sebagai wujud kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan di Indonesia. Dengan harapan, agar bisa menumbuhkan semangat belajar dan tumbuh untuk seluruh insan pendidikan. Berbagai cara yang bisa dilakukan dalam rangka menyemarakkan Hardiknas. Salah satunya adalah dengan melaksanakan upacara bendera.
Dalam rangka mewujudkan insan pendidikan di Indonesia tumbuh, Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, menjadikan momentum Hardiknas untuk menggeber pemerataan pendidikan harapan sekolah di Bumi Blambangan.
Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno mengatakan, pihaknya sedang mengerjakan aksebilitas peningkatan didunia pendidikan.
“Kami memberikan kelonggaran, bahkan kami mengafirmasi pada masyarakat yang selama ini membutuhkan dan belum punya ijazah setara Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk kembali ke sekolah,” katanya usai melakukan upacara memperingati Hardiknas di Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi.
Tidak hanya itu, Dispendik Banyuwangi juga melakukan blusukan untuk menyasar anak di wilayah-wilayah rentan putus sekolah, agar bisa melanjutkan pendidikan.
“Kita menyasar kepada anak rentan putus sekolah untuk dijemput dan kembali melanjutkan pendidikan minimal setara dengan SMA,” ujarnya.
Suratno menyampaikan, bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pihaknya akan segera mengaplikasikan program Smart Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) di semua sekolah kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa.
“Mulai tanggal 8 besok, kami mengimbaskan program Smart Gasing di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banyuwangi,” tuturnya.
Perlu diketahui, Smart Gasing merupakan metode besutan Profesor Yohanes Surya. Dimana melalui program tersebut, Pemkab Banyuwangi dapat mencetak para jagoan matematika.
Suratno menyebut, dalam waktu yang tidak lama, Yakni 2 bulan. Dispendik telah membuat tahapan Smart Gasing.
“Kedepan, diharapkan semua guru dan anak-anak di Bumi Blambangan sudah terampil mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Sebagai informasi, melalui metode Smart Gasing, insan pendidikan di Banyuwangi dilatih berhitung cepat melalui game, tarian hingga lagu. Sehingga cara pembelajaran matematika yang dianggap sulit oleh sebagian orang menjadi mudah.
Menurutnya, Hardiknas yang bertepatan dengan bulan Syawal yang artinya bulan peningkatan. Sehingga bukan hanya ibadah yang mengalami peningkatan, tapi juga diiiringi dengan peningkatan kinerja. Karena itu, semangat didunia pendidikan penting untuk terus dipupuk dan ditumbuhkan.
“Sekolah kita minta untuk tancap gas. Sehingga tidak hanya sekedar akses yang didapatkan. Tapi juga meningkatkan mutu dunia pendidikan,” imbuhnya. (*)