Banyuwangi – Praja Muda Karana atau akrab disapa Pramuka didorong oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sebagai garda terdepan mencegah bulliying atau perundungan di lingkungan sekolah.
Hal tersebut disampaikan Ipuk pada acara kegiatan orientasi
Majelis Pe nm . mbimbing Gugus Depan (Mabigus) yang diikuti ratusan kepala
sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTS dan SMA/Aliyah se-Banyuwangi di Banyuwangi.
“Pramuka dengan nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Darma harus bisa menjadi garda terdepan anti bulliying. Keberadaan anak-anak Pramuka harus bisa mewarnai di sekolahnya masing-masing,” kata Ipuk.
Masalah
perundungan tersebut, imbuh Ipuk, kerap terjadi di lembaga pendidikan. Ia
mengaku menerima laporan sementara terkait survey cepat terhadap anak-anak
Banyuwangi usia 10 - 18 tahun.
“Ya
sementara hasilnya menunjukkan bahwa bullying yang dialami seorang siswa
sebagian besar terjadi di lingkungan sekolah. Dan pembullynya juga sebagian
besar adalah kawannya,” kata Ipuk.
Ipuk
menyatakan keprihatinannya terhadap kasus perundungan yang terjadi akhir-akhir
ini, baik yang menimpa siswa SMP maupun SD. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi
penyelenggara pendidikan di Banyuwangi bagaimana mencegah perundungan. Untuk
itu, Ipuk mengajak semua pendidik dan keluarga untuk tidak henti mengajarkan
tentang pendidikan akhlak.
Dalam
kesempatan itu, Ipuk juga membahas masalah penanganan anak putus sekolah.
Dimana target pemerintah tidak ada anak miskin yang tidak bisa sekolah di
Banyuwangi.
“Masalah
putus sekolah tidak saja menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan tapi kita
semua, jika ada anak yang kesulitan untuk melanjutkan sekolah, langsung
koordinasikan dengan pihak terkait dan selesaikan,” ujar Ipuk.
Ipuk
meminta para kepala sekolah mengajak warga sekolah baik guru dan siswa yang
aktif yang aktif di kepramukaan maupun tidak, untuk peka terhadap lingkungan
sekitar. Misalnya dengan menolong warga miskin yang sakit karena malnutrisi
atau memiliki anak stunting.
“Tengok
kanan tengok kiri, libatkan guru dan siswa untuk membantu bisa lewat dana SAS
atau sedekah jumat yang disisihkan dari uang jajan untuk diberikan kepada siswa
yang kurang mampu,” pungkasnya.
Sementara
itu Wakil Bupati sebagai Ketua Kwarcab Banyuwangi, Sugirah menyampaikan jika
kegiatan Orientasi Mabigus tersebut untuk memberikan pemahaman dan bermanfaat
bagi para kepala sekolah selaku Ketua Mabigus.
“Dengan
Kursus Orientasi ini, harapannya pemahaman kepala sekolah yang memiliki
fungsi sebagai Mabigus akan meningkat, sehingga berdampak pada
peningkatan pembinaan Pramuka di sekolah maupun generasi muda,” ujarnya. (*)