Banyuwangi – Penyakit kuning pada bayi dalam istilah kesehatan dikenal dengan Ikterus Neonatorum. Ikterus neonatorum / kuning adalah suatu kondisi dimana terlihat warna kuning pada kulit dan sklera mata (bagian putih pada mata) yang disebabkan penumpukan bilirubin. Ikterus juga dikenal dengan sebutan hiperbilirubin. Warna kuning biasanya mulai tampak pada sklera, muka, selanjutnya meluas ke bagian bawah tubuh (leher, perut, kedua tangan dan kaki).
Ikterus neonatorum / kuning terbagi menjadi 2 yaitu: fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang muncul pada hari kedua atau ketiga, tampak semakin jelas pada hari ke 5 sampai 6, dan akan menghilang sampai hari ke 10 . Kadar bilirubin tidak melebihi 12 mg/dl pada bayi dengan usia cukup bulan, dan pada bayi dengan BBLR tidak melebihi 10 mg/dl. Sedangkan Ikterus patologis adalah ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama kelahiran, kadar bilirubin lebih dari 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan, dan lebih dari 10 mg/dl pada bayi kurang bulan. Adapun penyebab ikterus patologis antara lain : penyakit hemolitik, kelainan sel darah merah, hemolisis, infeksi, kelainan metabolik.
Penatalaksanaan bayi dengan ikterus neonatorum / kuning adalah segera membawa bayi kepada tenaga kesehatan atau rumah sakit untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita. Penanganan ikterus memerlukan kerjasama dari semua pihak baik dokter, perawat, farmakologi dan keluarga.
Beberapa tatalaksana pada bayi dengan ikterus neonatorum / kuning antara lain : fototerapi/ terapi sinar , pengobatan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi, pemantauan saat dilakukan terapi sinar. Untuk mendapatkan semua penatalaksaan tersebut bayi perlu rawat inap.
Untuk rawat inap pada bayi pastinya akan mendatangkan rasa cemas pada keluarga terutama ibu bayi. Sehingga perlu diberikan edukasi pada keluarga tentang kondisi bayi. Prosedur tindakan dan alasan pengobatan kepada orang tua bayi dimana pemberian edukasi di awal akan mengurangi tingkat kecemasan pada orang tua. Dan orang tua mampu untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi seperti secara konsisten memberikan ASI setiap 2 jam.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Blambangan, Abdul Latip, Ikterus neonatorum / kuning bisa kita cegah sejak masa kehamilan dengan cara pengawasan kehamilan yang baik dan teratur, sehingga kemungkinan terjadi infeksi pada janin dan kondisi kekurangan oksigen pada janin sejak di dalam rahim. Dan untuk bayi baru lahir ikterus neonatorum / kuning bisa kita cegah dengan pemberian minum ASI yang kuat pada bayi. Untuk itu ibu perlu memeperhatikan frekuensi menyusui dan kualitas ASI yang baik untuk bayinya.