Sinergi Puskesmas dan Kader Posyandu: Langkah Strategis Atasi Stunting di Banyuwangi

$rows[judul]

Banyuwangi - Pada 21 November 2023, sebanyak 233 Kader Posyandu mengambil bagian dalam kegiatan Orientasi Pemberian Makanan Bayi dan Balita (PMBA). Kegiatan ini diarahkan untuk menanggulangi Angka Stunting, yang terus menjadi perhatian utama melalui intervensi gizi yang spesifik dan sensitif. Fokus utama dari orientasi ini adalah praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan PMBA yang sesuai, sebagai langkah penting dalam meningkatkan status gizi anak-anak.

Orientasi ini diorganisir oleh Dinas Kesehatan, bekerja sama dengan narasumber dari Puskesmas Bajulmati dan Puskesmas Singojuruh. Materi yang disampaikan mencakup Konsep Posyandu Terbaru, Kebijakan Program Gizi, dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Selain itu, kader Posyandu juga diberikan pelatihan praktis tentang cara menyusui yang benar dan diperkenalkan pada Menu Makanan yang sesuai dengan prinsip PMBA UFREKJUTEK VARES BERSIH (Usia, Frekuensi, Jumlah, Tekstur, Variasi, Responsif, dan Bersih).

Keberadaan kader Posyandu sebagai garda terdepan di lingkungan masyarakat, khususnya dalam lingkup keluarga, memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan anak-anak. Dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan dari orientasi ini, diharapkan kader Posyandu dapat berperan aktif dalam memberikan masukan konstruktif untuk mengatasi permasalahan gizi di lingkungan mereka. Kolaborasi dan sinergi yang dihasilkan dari peran mereka diharapkan dapat mempercepat pencapaian status gizi anak yang lebih baik di masa depan.


Baca Juga : Upacara HKN di Banyuwangi, Peran Tenaga Kesehatan Dibutuhkan Tangani Kemiskinan

Upaya peningkatan status kesehatan, terutama dalam konteks gizi anak, dianggap sebagai proyek kesehatan yang harus terus-menerus diperbaiki. Dengan memberdayakan kader Posyandu, diharapkan efek positif dari orientasi ini dapat meresap ke dalam komunitas, menciptakan perubahan positif dalam pola pemberian makan dan pola hidup sehat. Kader Posyandu, sebagai agen perubahan di tingkat masyarakat terendah, memiliki potensi untuk menciptakan dampak jangka panjang yang signifikan dalam mengurangi masalah gizi.

Dengan semakin memahami prinsip PMBA dan menerapkannya dengan baik, kader Posyandu menjadi agen perubahan yang efektif dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak di lingkungan mereka. Semoga upaya ini dapat menjadi langkah konkret dalam memperbaiki status gizi anak-anak dan mengurangi Angka Stunting, menciptakan masa depan yang lebih sehat dan produktif bagi generasi penerus bangsa.