Banyuwangi - Pelaksanaan tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat meminta para petugas Puskesmas untuk mendeteksi dini penyakit Hepatitis, terutama pada kelompok yang beresiko.
"Kita harus melakukan deteksi dini penyakit Hepatitis terutama kepada kelompok yang rentan dan beresiko," kata Amir, sapaan akrab Plt Kadinkes Banyuwangi.
Pernyataan tersebut disampaikan saat pertemuan monitoring dan evaluasi program Hepatitis di Aula Dinkes Banyuwangi, jalan Letkol Istiqlah, Singonegaran, bersama 45 pengelola program Hepatitis Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Amir mengatakan pertemuan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan SDM dalam tatalaksana dan manajemen pengendalian dan pencegahan hepatitis, menvalidasi data pengelola hepatitis, dan mendeteksi dini penyakit hepatitis pada kelompok beresiko (ibu hamil).
Hepatitis adalah peradangan sel hati yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan dan penyakit auto imun.
Hepatitis A dan E ditularkan melalui Feco-Oral dan jika terinfeksi dapat sembuh segera. Berbeda hal nya dengan Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui Parenteral bisa menjadi kronis dan kemudian dapat menimbulkan sirosis serta kanker hati.
"Hepatitis B dan C masih merupakan masalah kesehatan yang serius didunia," jelas Amir.
Mengingat dampak yang serius terhadap kesehatan masyarakat, maka di Indonesia sejak tahun 1992 bayi baru lahir diberikan imunisasi HB-0 sebagai salah satu upaya pencegahan hepatitis B.
Untuk melakukan pencegahan, lanjut Amir, saat ini di Kabupaten Banyuwangi telah dilakukan berbagai upaya demi kelancaran program guna mencegah transmisi virus Hepatitis, salah satunya dengan pemberian antivirus pada ibu hamil.
"Layanan progran pemberian antivirus Hepatitis saat ini bisa diakses di 6 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit pemerintah," tuturnya.
Dinkes Banyuwangi, meminta petugas puskesmas untuk bersama-sama membangun komitmen dalam meningkatkan pelayanan pada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B agar mendapatkan penanganan sesuai standart, sehingga resiko penularan infeksi dari ibu ke anak akan minimal.
"Mari sama-sama berkomitmen dalam melakukan pelayanan kesehatan sesuai standart terutama bagi penanganan ibu hamil yang terinfeksi Hepatitis B," pungkasnya. (*)