PT BSI Dorong Kesetaraan Gender dengan Program Female Green Operator

$rows[judul]

Banyuwangi - PT Bumi Suksesindo (PT BSI) mengambil langkah progresif dalam dunia pertambangan dengan menginisiasi Program Female Green Operator, yang melibatkan perempuan sebagai operator alat berat. 

Inisiatif ini tidak hanya memperkuat kesetaraan gender di sektor yang didominasi oleh laki-laki, tetapi juga membuka peluang baru bagi perempuan muda untuk berkarier dalam industri pertambangan.



Baca Juga : Konservasi Mangrove di Teluk Pangpang: PT BSI Gandeng Kelompok Tani Hutan Kedungasri

Dari sekian banyak pekerja, jumlah keterwakilan perempuan sebagai operator lapangan di PT BSI saat ini ada 18 orang. Mereka mengendarai alat berat untuk mengambil dan mengangkut material tambang berupa ore atau bijih emas dan waste atau material buangan.


Kebijakan ini sengaja diambil anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (PT MCG) guna menghargai kesetaraan gender.


Salah satu pekerja perempuan tersebut adalah Vanessa Fazura. Gadis kelahiran 25 Januari 2000, asal Dusun Ringinsari, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, ini adalah lulusan D3 Bahasa Inggris, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember.


Sebelumnya dia pernah bekerja di sebuah hotel dan sama sekali tidak menyangka bisa diterima di tambang emas PT BSI.  


“Saya sempat bingung, apalagi saya tidak bisa mengendarai kendaraan roda empat. Tiba-tiba harus bekerja mengendalikan alat berat dengan ukuran tiga kali lipat dri mobil,” katanya, Senin (29/7/2024).


Namun setelah mengikuti program Female Green Operator PT BSI, keraguan Vanesa kini menghilang. Dan menjadi operator kendaraan berat, sudah menjadi rutinitas biasa.


Para calon operator, harus menjalani bimbingan mental dan fisik selama delapan hari di pusat latihan marinir, Pantai Lampon, Banyuwangi. Mereka dilatih keras, mulai pagi hingga pukul sepuluh malam.


Setelah dinyatakan lulus, para operator perempuan langsung terjun di lapangan yang didominasi pekerja lelaki. Para perempuan itu dibagi ke dalam tiga kru dan bekerja di antara 80 - 100 orang pria. Meski perempuan, Vanessa, mendapat perlakuan yang setara di lapangan. 


Pertama kali mengendarai ADT (Articulated Dump Truck) 745, Vanessa merasa canggung. Tinggi badannya 158 centimeter berbanding dengan kendaraan besar yang memiliki tinggi tiga meter dengan kemampuan mengangkut 45 ton material tersebut.


“Yang paling susah adalah adanya blind spot. Jarak pandang sangat terbatas, harus ekstra hati-hati,” bebernya.


Mining Manager PT BSI, Kasmijo mengatakan, rekrutmen operator perempuan dilakukan dalam dua tahap, yakni pada 2023 dan 2024. 


“Kami ingin membuang prasangka di luar sana bahwa tambang itu lapangan pekerjaan khusus lelaki dan tidak cocok untuk perempuan,” katanya.


Makin istimewa dalam program Female Green Operator, PT BSI tidak mencari tenaga berpengalaman. Tapi justru merekrut perempuan muda yang baru lulus kuliah atau sekolah. 


“Lebih mudah menanamkan nilai-nilai budaya kerja perusahaan kepada orang baru daripada tenaga berpengalaman,” ungkap Kasmijo.


Selain merekrut, perusahaan juga membuat sistem dan fasilitas yang melindungi kaum perempuan. Mereka mendapat tempat peristirahatan khusus yang dimonitor CCTV selama 24 jam setiap hari. Toilet pun terpisah dari pekerja lelaki. (*)