Koreksi.co.id - Bulan Ramadan merupakan momen spesial bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa. Bagi penderita diabetes, mungkin ada keraguan berpuasa karena khawatir akan kesehatan, oleh sebab itu diperlukan persiapan dan mengkontrol gula darah dengan baik.
Nah bagi anda penderita diabetes yang menjalankan ibadah puasa, simak tips sehat dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Banyuwangi, agar tetap berpuasa dan tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan kesehatan akibat proses metabolisme yang terganggu.
"Untuk penderita diabetes yang menjalankan ibadah puasa, kadar gula darahnya harus terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal," kata Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Blambangan, Budi Priyambodo, S.STP.
Penderita diabetes yang menjalani puasa, perlu memperhatikan dan dianjurkan untuk menyesuaian nutrisi, cairan, aktivitas fisik dan dosis obat selama bulan Ramadhan sangat diperlukan. Hal itu ditujukan agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan seperti dehidrasi (kekurangan cairan), hipoglikemi (berkurangnya kadar gula darah), hiperglikemi (meningkatnya kadar gula darah), hingga ketoasidosis.
Untuk itu pengaturan makan selama puasa harus cermat dan benar-benar diperhatikan. Inilah beberapa contoh pengaturan makan bagi penderita diabetes:
1. Mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang (mengandung sumber Karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin, mineral, serat dan air yang cukup. Menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur.
2. Porsi kalori yang dikonsumsi adalah 50 persen saat berbuka (10 persen saat membatalkan puasa dan 40 persen makan malam), 10 persen sebelum tidur dan 40 persen saat sahur.
3. Pilihlah karbohidrat sederhana tetapi tidak berlebihan saat berbuka puasa dan karbohidrat kompleks ditambah serat dari sayur dan buah saat sahur, mengurangi konsumsi lemak, makanan siap saji, makanan yang mengandung gas.
Ditempat yang sama Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Blambangan, dr. Hanandha Putra Luqmana, Sp.PD, menjelaskan aktivitas fisik yang sudah rutin dilakukan dapat diteruskan selama bulan Ramadhan. Olahraga dengan intensitas ringan dapat dilakukan pada pagi hari atau setelah berbuka puasa.
"Sedangkan olahraga dengan intensitas berat harus dihindari karena dapat meningkatkan resiko hipoglikemia dan dehidrasi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, penderita diabetes yang sudah pernah mendapatkan obat minum atau insulin sebelum Ramadan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis selama bulan puasa. Ada beberapa obat yang biasanya diminum pagi hari, tetapi selama bulan puasa dapat diminum setelah berbuka puasa.
"Pemakaian insulin juga dipertimbangkan untuk pengurangan dosis hingga 25-50% pada penderita dengan kendali gula darah terkontrol,” tambahnya.
Selain itu memonitor kadar gula darah adalah suatu hal yang penting dilakukan. Selama puasa, penderita diabetes tetap bisa mengecek kadar gula darahnya, karena hal ini tidak membatalkan puasa.
Ada saat-saat tertentu dimana penderita diabetes sebaiknya membatalkan puasanya, diantaranya, jikka kadar gula darahnya kurang dari 70 mg/dl. Jika kadar gula darah lebih dari 300 mg/dl dan terdapat gejala hipoglikemia, dehidrasi atau penyakit akut lainnya.
"Jangan ragu untuk membatalkan puasa jika memang ada gejala dari hipoglikemia atau hiperglikemia, karena keselamatan penderita diabetes jauh lebih penting," pungkasnya. (*)